Investasi? Rasanya membingungkan, atau mungkin menakutkan, ya? Sehingga malah belum pernah mencoba sama sekali? Apalagi, akhir - akhir ini banyak deh yang ketipu sama investasi ilegal, sehingga makin banyak nih yang ingin melakukannya tetapi malah semakin merasa ragu. Apakah kamu salah satunya?
Berinvestasi itu seharusnya tidak rumit, dan juga tidak menakutkan. Dan, semua orang bisa kok memulai berinvestasi. Asalkan yang legal, ya!
Berinvestasi adalah strategi dalam perencanaan keuangan yang kita gunakan untuk mencapai tujuan keuangan. Misalnya nih, kamu berencana terbang liburan ke tempat impian yang sudah ada di bucket list? Ingin berinvestasi dulu sebelum membeli rumah impian? Menyiapkan dana pendidikan? Pensiun dengan nyaman? Nah, untuk mencapai tujuan - tujuan keuangan itu, kita perlu mulai berinvestasi.
Singkatnya nih, kita menggunakan uang, agar bisa bekerja lebih keras lagi dan menjadikan diri kita sebagai investor. Dengan berinvestasi kita bisa mendapatkan hasil maksimal dari uang kita, dengan mendapat keuntungan dari kenaikan nilai aset yang kita beli.
Itulah tujuan kami dalam artikel ini, untuk membantu kamu merasa lebih percaya diri tentang dunia investasi.
Anggaplah, halaman ini sebagai panduan utama kamu untuk "memulai" di dunia investasi. Semoga, artikel ini bisa bermanfaat dan menjernihkan kebingungan yang kamu alami.
“Apa itu investasi?”
Saat kita berinvestasi, kita akan memasukkan sejumlah dana atau modal ke dalam sebuah instrumen keuangan dan menyimpannya sesuai jangka waktu yang kita telah rencanakan sebelumnya, biasanya sih untuk jangka waktu yang cukup lama.
Perlu dicatat ya, bahwa seorang investor itu berbeda pemikiran dengan seorang trader. Perbedaannya adalah seorang investor memiliki target waktu yang cukup panjang sampai menjual kembali asetnya. Sebaliknya, seorang trader melakukan pembelian dan penjualan untuk mencoba menghasilkan keuntungan dalam waktu lebih pendek, seperti detik, harian, mingguan atau bulanan.
Baca juga : Panduan lengkap trading saham online
Tetapi, investasi dengan jangka waktu panjang cenderung lebih aman dari trading, terutama ketika Anda baru memulai. Ini dikarenakan tingkat volatilitas dari pergerakan harga yang jauh lebih rendah di jangka waktu yang lebih panjang.
Pernah dengar istilah menabung investasi? Banyak para influencer mengajarkan investasi sama seperti menabung. Maksudnya adalah melakukannya secara rutin, yaitu menyisihkan dari penghasilan setiap bulan dan melakukan pembelian secara rutin. Tetapi, yang perlu diingat, bahwa investasi tetap lebih berisiko daripada menabung secara tradisional.
Perbedaaan lainnya juga pada ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi diatas tingkat inflasi. Dalam arti, dengan pengembalian tinggi, uang kamu akan tumbuh seiring waktu. Jika kamu menabung, pengembalian nilai imbal hasilnya jauh lebih rendah daripada inflasi, sehingga nilai uang kamu tidak naik, terutama setelah memperhitungkan biaya dan pajaknya.
Apa yang investor pemula perlu lakukan sebelum memulai berinvestasi ?
Pernah dengar, teman kamu bisa menghasilkan uang dari investasi? Juga mungkin pernah mendengar betapa mudahnya mendapatkan keuntungan dari investasi menggunakan teknologi digital saat ini? Jadi makin semangat berinvestasi, kan?
Namun sebagai pemula harus tetap harus berhati-hati dan pastikan instrumen investasi yang dipilih adalah bagus, sesuai dengan tujuan keuangan, profil risiko dan time horizon investasi.
Berikut adalah beberapa tips untuk investasi pemula berdasarkan pakar perencanaan keuangan, pendiri dari Eduitku, Ibu A’an Sriyani, CFP, QFE, QWP:
1. Miliki dana darurat
Dana ini perlu disiapkan apabila terjadi keadaan tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sehingga dana investasi yang tujuannya adalah jangka panjang, akhirnya ditarik untuk menutupi kebutuhan bulanan. Untuk yang masih single, dianjurkan 3-6 bulan, dan untuk yang sudah menikah dan memiliki anak-anak, dianjurkan 6-12 bulan.
2. Lunasi hutang terlebih dahulu, terutama hutang konsumtif
Pastikan kamu memiliki dana yang cukup untuk melunasi cicilan hutang sebelum mengalihkan dana untuk berinvestasi. Apalagi, jika hutang yang kamu miliki adalah hutang konsumtif, yang bersifat jangka pendek dan memiliki bunga yang tinggi, seperti kartu kredit. Maka, melunasi utang tersebut lebih penting daripada berinvestasi.
3. Tentukan tujuan berinvestasi
Tentukan terlebih dahulu, apa yang ingin kamu capai dengan berinvestasi. Ini akan membantu kamu menentukan jenis instrumen investasi yang tepat.
4. Periksa profil risiko investasi
Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda. Apabila kamu seorang konservatif, maka jangan masukkan semua modal kamu ke dalam instrumen yang sifatnya agresif. Nanti, tidak bisa tidur, gimana?
5. Tentukan jangka waktu investasi
Beberapa jenis investasi dapat bekerja untuk jangka pendek dengan imbal hasil yang lebih rendah, sementara untuk tujuan yang lain dengan waktu yang lebih panjang, bisa menggunakan jenis investasi lainnya.
Berdasarkan jangka waktu dan resikonya, kamu bisa melihat jenis instrumen investasi seperti ini :
Jangka Waktu | Jenis | Resiko |
---|---|---|
Pendek | Deposito | Rendah |
Pendek | Reksa Dana Pasar Uang | Rendah |
Pendek | Pinjaman P2P | Sedang - Tinggi |
Menengah | Obligasi | Sedang |
Menengah | Reksa Dana Pendapatan Tetap | Sedang |
Menengah | Reksa Dana Campuran | Sedang |
Panjang | Saham | Tinggi |
Panjang | Reksa Dana Saham | Tinggi |
Panjang | Cryptocurrency | Sangat Tinggi |
Misalnya, jika kamu saat ini masih berusia 30, dan ingin membangun dana pensiun, berinvestasilah untuk jangka panjang. Jika kamu ingin menikah dalam 2 - 3 tahun lagi, maka pilihlah jenis investasi dalam jangka pendek.
Intinya, semakin panjang jangka waktu yang kamu miliki, maka, semakin flexible untuk dapat mendiversifikasi investasi kamu dengan instrumen yang memiliki risiko lebih tinggi, tentunya dengan pengembalian tinggi. Sedangkan untuk jangka pendek, kamu perlu memilih instrumen investasi yang berisiko rendah dengan imbal hasil yang rendah.
6. Riset legalitas perusahaan dan produknya
Pastikan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, perusahaan juga menyediakan informasi keuangan di situs web mereka yang dapat membantu kamu menentukan seberapa berisiko perusahaan atau produk tertentu.
Perlu berhati-hati agar tidak mudah terpengaruh oleh pergerakan pasar atau menjadi mangsa janji keuntungan setinggi langit. Jika kamu, masih mudah terombang-ambing oleh pendapat orang lain, konsultasikan dengan pakar keuangan terpercaya dan bersertifikasi Internasional dari Eduitku yang akan memberi kamu panduan dalam berinvestasi.
Konsultasi Perencanaan Keuangan
7. Sesuaikan investasi dengan usia saat mulai berinvestasi
Di usia 20-an, kamu bisa berinvestasi secara lebih agresif, tetapi di usia 30-an, kamu harus lebih berhati-hati karena biasanya sudah memiliki lebih banyak tanggungan dalam hidup. Berinvestasi di usia 40-an, bisa menjadi tantangan tersendiri, karena sudah mulai mendekati usia pensiun. Jadi, perlu memilih investasi tertentu yang disesuaikan dengan fase kehidupan Anda saat ini.
Bagaimana memutuskan jenis investasi yang tepat?
Setiap investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, aturan praktisnya adalah semakin besar keuntungan, semakin besar risiko-nya. Mudah mengingatnya, apabila risiko tinggi, maka memiliki tingkat pengembalian tinggi. Sementara, risiko rendah, maka pengembalian rendah.
Bahkan dalam satu kelas aset, misalnya saham, ada jenis saham perusahaan yang memiliki risiko tinggi dan juga berisiko rendah. Jika seorang investor menginginkan pengembalian yang tinggi, mereka harus berinvestasi pada saham yang lebih berisiko. Jika tidak ingin beresiko tinggi, mereka harus berinvestasi pada saham yang lebih aman. Walaupun secara umumnya, investor selalu menginginkan keuntungan dengan risiko rendah dan pengembalian tinggi.
Resiko adalah hal penting yang perlu diperhatikan investor pemula saat berinvestasi
Kita sering melihat risiko sebagai hal yang buruk, tetapi dalam berinvestasi, itu adalah bagian penting dari proses. Dalam manajemen risiko, ada 2 hal yang perlu Anda lakukan, yaitu mengidentifikasi risiko dan menganalisisnya, juga mencoba mengurangi sebanyak mungkin ketidakpastian dalam keputusan.
Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan seberapa besar risiko yang dapat kamu ambil saat berinvestasi. Untuk pemula, ini bisa menjadi rumit sekali. Strategi yang terbaik adalah, selalu memulai dengan uang kecil dan uang dingin. Kemudian, memulai dari jenis instrumen investasi yang beresiko rendah, sebelum melompat ke investasi beresiko tinggi.
Dengan strategi ini, kita ingin memastikan bahwa kebutuhan hidup kamu tidak terganggu, apabila modal ini hilang. Seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman, maka kamu bisa menambahkan modal dan juga melakukan diversifikasi di berbagai instrumen.
Memang benar bahwa dalam berinvestasi, ada keuntungan dan kerugiannya. Jika kamu terlalu takut mengambil risiko, kamu tidak akan pernah bisa menghasilkan keuntungan dan hanya perlu mengandalkan dari penghasilan utama saja. Mengetahui tingkat toleransi risiko kamu, akan membuat proses berinvestasi lebih nyaman.
Konsultasikan terlebih dahulu kepada pakar perencanaan keuangan Eduitku, sebelum kamu memulai berinvestasi. Selain mengecek toleransi risiko kamu, pakar keuangan juga akan menganalisa kondisi kesehatan keuangan kamu secara menyeluruh, membantu kamu menghitung pendanaan yang diperlukan berdasarkan tujuan keuangan secara prioritas, dan memberikan rekomendasi investasi yang sesuai.
Konsultasi Perencanaan Keuangan
Ringkasan
Nah, itulah panduan utama investasi untuk pemula, yang semoga bisa menjadi inspirasi kamu untuk mulai berinvestasi. Apakah sekarang lebih percaya diri untuk memulai? Jika iya, mulailah secara bertahap dengan menggunakan dana kecil dan resiko yang lebih rendah, sampai kamu lebih nyaman untuk mencoba jenis investasi berikutnya.
Selain berinvestasi, ada kami punya tips lengkap pengelolaan perencanaan keuangan untuk membantu kamu menuju kebebasan finansial. Baca selengkapnya disini.